Coronavirus paksa pemandu wisata di Bali pulkam

Sekitar 80% pemandu wisata berbahasa Mandarin terdampak.

Sejumlah penumpang pesawat mengenakan masker di area Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (31/1/2020), untuk mencegah wabah coronavirus/Foto Antara/Fikri Yusuf

Sekitar 80% pemandu wisata berbahasa Mandarin yang tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali terdampak penurunan wisatawan mancanegara asal China, akibat wabah coronavirus baru (novel Coronavirus/nCov).

"Hampir 80 persen anggota divisi bahasa Mandarin kami di lapangan sudah tidak ada lagi pekerjaan untuk handle wisatawan. Ini menjadi keprihatinan kami bersama," ujar Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, I Nyoman Nuarta, saat dikonfirmasi dari Mangupura, Jumat (31/1).

Sebagian pramuwisata berbahasa Mandarin yang terdampak penurunan wisatawan asal China ke Pulau Dewata sudah mulai beralih ke profesi lain, di antaranya menjadi sopir pariwisata untuk wisatawan asal negara selain China.

Sebagian lainnya memilih kembali ke daerah asalnya (pulkam) untuk melakukan kegiatan dan beralih profesi yang lain. "Ini menjadi keprihatinan kami semua sebagai insan pariwisata. Kami berharap persoalan wabah virus corona ini dapat segera terselesaikan agar pariwisata Bali dapat pulih seperti sebelumnya," kata Nyoman Nuarta.

HPI Bali, jelas dia, memiliki anggota sekitar 6.000 orang yang terbagi dalam 11 divisi bahasa. "Yang paling banyak adalah guide berbahasa Inggris dan Mandarin. Bahasa Inggris hampir 1.700 orang guide dan bahasa Mandarin mencapai 1.300 orang. Sisanya berdada di divisi lain," ungkapnya.