Covid-19 jadi beban ganda penanganan korban bencana alam

Wiku ungkap rumitnya tangani korban bencana alam kala pandemi.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat memberikan keterangan pers, Selasa (22/9)/Foto Biro Pers Sekretariat Presiden.

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut ancaman penularan Covid-19 menjadi beban ganda dalam penanganan evakuasi korban terdampak bencana alam.

Pandemi Covid-19, jelas dia, berpotensi memperburuk keadaan. Apalagi, respons seseorang saat bencana alam terjadi cenderung berada dalam jarak yang berdekatan (berdesakan).

“Karena tempat yang terbatas, misalnya lokasi evakuasi maupun untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman,” ucapnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (19/1).

Menurut Wiku, menjaga jarak untuk mencegah penularan Covid-19 merupakan tantangan tersendiri dalam proses evakuasi. Disisi lain, di tempat pengungsian juga ada ancaman penyakit umum lainnya, seperti gangguan pencernaan (diare), hingga stres.

Hingga saat ini, Satgas Penanganan Covid-19 mengantisipasi risiko penyebaran Covid-19 di tempat pengungsian dengan swab antigen massal di daerah-daerah terdampak bencana. Misalnya di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat, pengungsi reaktif Covid-19 akan dirujuk ke dinas kesehatan setempat untuk penanganan lebih lanjut.