Kasus Covid-19 menurun, Epidemiolog UI: Data tes antigen belum dilaporkan

Puncak gelombang pertama pandemi Covid-19 belum tergambarkan, karena persoalan data belum real time.

Calon penumpang melakukan tes cepat Antigen di Stasiun Yogyakarta, DIY, Selasa (22/12/2020). Foto Antara/Hendra Nurdiyansyah

Ahli epidemiologi dan biostatistik Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono mengaku, khawatir penurunan kasus Covid-19 disebabkan hasil diagnosis tes cepat antigen belum dicatat dan laporkan dalam sistem Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Yang saya khawatirkan, yang tes antigen enggak ada nih angkanya, datanya. Baru DKI Jakarta saja yang melaporkan kemarin. Tetapi, sudah beberapa bulan yang lalu mulai diwacanakan untuk didokumentasi. Jadi, yang positif di tes antigen dilaporkan juga, jadi seakan-akan menurun kasusnya (ketika tidak ada laporan positif hasil diagnosis tes cepat antigen," ucapnya saat dihubungi Alinea.id, Minggu (14/3).

Sebab, dia menganggap, puncak gelombang pertama pandemi Covid-19 belum tergambarkan, karena persoalan data belum real time (waktu nyata). "Mudah-mudahan turun bener," tutur Pandu.

Pandu mengingatkan, agar testing tidak boleh turun. Jika testingnya semakin naik, tetapi kasus terus menurun, maka dapat dipastikan benar-benar terjadi penurunan kasus Covid-19 di Indonesia. 

"Saya senang rumah sakit sudah mulai longgar. Tetapi, angka kematiannya masih cukup tinggi. Ini problem besar, apa sebagian enggak ditesting, kalau rendah, sebagian tidak masuk rumah sakit, lebih baik mati dirumah, karena problemnya kan kalau masuk rumah sakit, kalau meninggal enggak bisa ditemani keluarga," ujar Pandu.