Covid-19 ubah kompleksitas perkotaan, kepala daerah dituntut fleksibel

Pandemi Covid-19 dinilai berdampak lebih parah di perkotaan daripada pedesaan.

Iustrasi migrasi penduduk/Foto Antara Didik Suhartono.

Pandemi Covid-19 dinilai berdampak lebih parah di perkotaan daripada pedesaan. Bahkan, banyak isu-isu strategis perkotaan bermunculan akibat pandemi Covid-19, dari isu kontraksi ekonomi, ruralisasi (migrasi dari kota ke desa), lonjakan pengangguran, keparahan kemiskinan, hingga kemunduran sektor ekonomi unggulan di perkotaan.

Ketua Forum Rektor Indonesia Arif Satria menilai, pandemi Covid-19 mempercepat perubahan cara hidup masyarakat perkotaan. Bahkan, mengubah kompleksitas perkotaan secara lebih mendasar.

“Cara hidup mulai berubah. Barangkali ini sebuah suatu titik masuk peradaban baru pascaCovid-19 ini,” ucapnya dalam diskusi 'Pentahelix dan Percepatan Pemulihan Ekonomi Kota di Indonesia', Selasa (25/5).

Berbagai persoalan kompleks dalam perkotaan semakin ke arah ketidakpastian. Menurutnya, para kepala daerah harus menghadapi persoalan perkotaan yang semakin kompleks melalui kolaborasi dengan berbagai pihak.

Para kepala daerah, sambungnya, juga dituntut memiliki pola pikir berorientasi masa depan. Juga harus fleksibel dalam penanganan berbagai isu strategis dampak Covid-19.