Dampak Covid-19, Kemenkes: Indonesia sulit bebas AIDS pada 2030

Indonesia menargetkan tiga indikator bebas AIDS tercapai 90% pada 2030.

Merujuk data dari Kementerian Kesehatan, sejak pertama kali ditemukan hingga Juni 2018, HIV/AIDS sudah dilaporkan keberadaanya oleh 433 (84,2%) dari 514 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia. Alinea.id/Dwi Setiawan.

Indonesia dinilai sulit bebas acquired immune deficiency syndrome (AIDS) pada 2030. Padahal, visi global 2030 tidak ada lagi infeksi baru AIDS, serta menghentikan kematian dan diskriminasi ODHA (orang dengan HIV/AIDS).

Indonesia menargetkan tiga indikator bebas AIDS tercapai 90% pada 2030. Berdasar data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 5 April 2021, status ODHA masih 78,7%. 

Kemudian, capaian ODHA mendapatkan antiretroviral (ARV/obat ampuh untuk ODHA) masih 26,6%. Capaian indikator lainnya terkait ODHA dengan viral load tersupresi (pengobatan dengan ART berhasil dan tidak berpotensi untuk menularkan kepada pasangannya) hanya 7,7%.

"Tentu, ini gambarannya masih jauh (target 90% pada 2030). Kalau ditanya sekarang ini kita masih butuh hampir 9 tahun lagi. Bisa enggak tercapai? Jadi, masih ada deviasi (penyimpangan dalam statistik) yang besar," ujar Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (Dirjen P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu dalam diskusi virtual, Rabu (23/6).

Menurut dia, untuk meningkatkan capaian indikator viral load tersupresi sangat tergantung jumlah alat untuk tes virologis dan sarana prasarana penunjang lainnya. Jadi, perlu perencanaan matang dalam upaya mencapai target 90% viral load tersupresi 2030.