Dede Yusuf melihat ada kesenjangan antara PTS dan PTN

Pembinaan atau bantuan yang diperuntukkan bagi PTS kurang dari enam persen dari anggaran.

Ilustrasi Kampus Merdeka. Alinea.id/Dwi Setiawan.

Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf menerangkan, untuk mengatasi masalah kurang sehatnya perguruan tinggi swasta (PTS) yang mencapai sekitar 90% dari total 3.128 di Indonesia, pemerintah perlu melakukan penggabungan perguruan tinggi.

Kendati demikian, ia mengungkapkan dalam proses penggabungan itu ditemukan masalah baru, khususnya kesiapan PTS. Permasalahan yang dihadapi PTS yakni pertama, kesenjangan antara PTS dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Dikotomi PTS dan PTN yang muncul terlihat dari pola belanja negara khususnya di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Pembinaan atau bantuan yang diperuntukkan bagi PTS kurang dari enam persen dari anggaran. Sementara PTN menerima kurang lebih 94% dari total anggaran.

"Dikotomi ini seharusnya tidak terjadi mengingat PTN dan PTS memiliki tanggung jawab yang sama dalam meningkatkan partisipasi pendidikan tinggi," kata Dede, seperti dilansir dari lama resmi DPR, Selasa (20/9). 

Diketahui, kondisi kampus-kampus swasta di Indonesia didominasi dalam keadaan tidak sehat dan mengalami kesulitan dalam operasional. Hanya sekitar 10% dari perguruan tinggi swasta yang beroperasional dengan baik. Selebihnya, 90% justru mengalami persoalan yang cukup serius dalam menjalankan kegiatan tri dharma perguruan tinggi. Selain itu, Dede juga menyoroti hal lainnya seperti kualitas pendidikan.