Polemik TWK, Direktur nonaktif KPK: Bukan sekadar kuantitas, tapi kualitas

Dari 75 orang tersebut 31 pegawai adalah tenaga penindakan. Jumlah itu sama saja 20% dari total tenaga penindakan di KPK.

Tangkapan layar Youtube Jakartanicus saat Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi nonaktif KPK Giri Suprapdiono hadiri undangan debat, Jumat (4/6).

Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi nonaktif Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Giri Suprapdiono, mengatakan, 75 pegawai yang dinyatakan tak lulus tes wawasan kebangsaan atau TWK bukan sekadar soal kuantitas. Menurutnya, kualitas 75 orang ini sudah tidak perlu diragukan lagi.

Berdasarkan datanya, dari 75 orang tersebut 31 pegawai adalah tenaga penindakan. Jumlah itu sama saja 20% dari total tenaga penindakan di lembaga antirasuah.

"Kalau kita lihat datanya 75 orang itu, 31 (merupakan) tenaga penindakan di mana tenaga penindakan total KPK hanya kurang lebih 150 penyelidik dan penyidik. Artinya, 20% tenaga penindakan itu diberhentikan gara-gara TWK," kata Giri dalam diskusi virtual, Senin (7/6).

Giri menyampaikan itu merespons narasi yang menyatakan tak perlu mempermasalahkan 75 pegawai karena masih ada 1.271 yang dinyatakan lulus. Di sisi lain, dia menyatakan itu mengingat sumber daya menjadi salah satu alasan pemberantasan korupsi bisa berhasil.

Giri mengungkap, dari 31 orang sembilan pegawai merupakan kepala satuan tugas atau Kasatgas di KPK. Berdasarkan kualitas, sembilan Kasatgas itu memegang rekor operasi tangkap tangan (OTT) komisi antikorupsi.