Dituding ada kepentingan jadi pansel capim KPK, Hendardi: Emang gue pikirin

Hendardi menjelaskan, dirinya menjadi pansel capim KPK karena integritas yang dibangun sejak lama.

Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK periode 2019-2023 Yenti Garnasih (ketiga kanan) bersama Wakil Ketua Indriyanto Seno Adji (keempat kanan) dan anggota Hamdi Moeloek (kiri), Hendardi (kedua kiri), Mualimin Abdi (ketiga kiri), Harkristuti Harkrisnowo (kedua kanan) dan Diani Sadia Wati (kanan) memberikan keterangan pers terkait hasil uji kompetensi calon pimpinan KPK di Jakarta, Senin (22/7). Antara Foto.

Anggota panitia seleksi (pansel) calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Hendardi angkat bicara terkati tudingan Koalisi Kawal Capim KPK yang mengatakan pansel KPK punya kepentingan dengan institusi Polri. Dirinya mengaku, tak mau ambil pusing terkait hal itu.

"EGP (emang gue pikirin). Kalau mereka merasa lebih pantas jadi pansel dan lebih punya integritas, silakan empat tahun lagi minta ke presiden untuk jadi pansel," ujarnya saat dihubungi Alinea.id, Minggu (25/8).

Hendardi menjelaskan, dirinya menjadi pansel capim KPK karena integritas yang dibangun sejak lama. Namun, ia tak menyangkal bahwa dirinya menjadi penasihat Kapolri dan Wakapolri sejam zaman kepemimpinan Kapolri Badroedin Haiti.

"Memangnya integritas saya dibangun hanya beberapa tahun ini sejak saya jadi penasihat ahli Kapolri? Terlalu simpel. Integritas saya dibangun lebih dari tiga dasawarsa, sejak saya jadi pimpinan mahasiswa. Mungkin sebagian dari mereka masih menyusu,” tutur Hendardi.

Terkait dengan adanya unsur kepentingan dalam seleksi capim KPK, Hendardi justru menantang Koalisi Kawal Capim KPK untuk menempati posisinya di periode mendatang. Ia tak mengomentari sedikit pun mengenai unsur kepentingan instansi Polri yang diduga dilakukannya.