DPRD DKI ungkap potensi sabotase proyek MRT

Di tengah pujian operasional MRT dan kelanjutan fase II, masih ada yang perlu dibenahi. Salah satunya pengawasan keamanan.

Penumpang duduk dengan penerapan jaga jarak di tengah pandemi Covid-19 saat menaiki MRT Jakarta, DKI Jakarta. Foto Antara/Aprillio Akbar

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menyoroti lemahnya pengawasan keamanan di lingkungan PT MRT Jakarta. Akibatnya, rawan disusupi orang atau pihak tak bertanggung jawab.

Hal tersebut diungkapkan Pras sapaan karibnya saat menggelar rapat laporan keuangan dan pertannggung jawaban PT MRT Jakarta. Dia menilai, di tengah pujian operasional MRT dan kelanjutan fase II, masih ada yang perlu dibenahi. Salah satunya pengawasan keamanan.

Menurut dia, pernah terjadi kehilangan laptop milik kontraktor Jepang di tahun 2018. Laptop itu berisi data-data pembangunan sebelum moda raya terpadu beroperasi. Namun, tindak kriminalitas itu tidak pernah dilaporkan ke kepolisian.

"Apapun ceritanya MRT ini adalah proyek vital, dan kalau sampai data-data ini ada di tangan orang yang salah bisa bahaya ini. Saya minta Direktur Operasional PT MRT menjawab kenapa tidak pernah melaporkan ke polisi, jangan bilang tidak tahu, karena saya tahu semua," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (24/2).

Pras memastikan, komputer jinjing tersebut merupakan aset negara yang perlu dijaga kerahasiaannya mengingat kerja sama pembangunan MRT yang dijalin Indonesia-Jepang.