Epidemiolog: Kalau tak siap, Indonesia masih akan mengalami banyak korban

Dicky Budiman menyampaikan, bakal ada varian baru Covid-19 berpotensi picu krisis pada 2022.

Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman saat menyampaikan paparannya di Alinea Forum, Selasa (14/9/2021)/Foto tangkapan layar.

Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman menilai ancaman dan masa krisis pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Dalam prediksi paling optimis, pandemi Covid-19 bisa terkendali pada akhir tahun depan.

Ia pun bercerita, pernah diundang pertemuan internasional untuk membahas antisipasi ancaman pandemi berikutnya pada Oktober 2019. Padahal kasus Covid-19 di Wuhan, China, terdeteksi pada November 2019.

Dalam diskusi tersebut, kata dia, pusat-pusat keamanan kesehatan global sudah mendeteksi ancaman pandemi Covid-19, sebagaimana alarm nyala jelang tsunami. Namun, Indonesia tidak memiliki sense of crisis dan pendekatan berbasis sains dalam mengantisipasi ancaman pandemi tersebut.

Imbasnya, Indonesia tidak bisa meminimalisir korban. Lalu, Covid-19 berdampak parah terhadap perekonomian di Indonesia. “Kalau tidak siap (seperti Indonesia saat ini), setidaknya sampai pertengahan atau akhir tahun depan (2022), Indonesia (masih) akan mengalami masih banyak korban. Korban ini dalam artian korban jiwa,” ucapnya dalam diskusi Alinea Forum ‘Waspada Masa Krisis Pandemi Covid-19 Belum Berakhir’, Selasa (14/9).

Di sisi lain, coronavirus bakal terus bermutasi, karena pelonggaran aktivitas dengan berbagai pelanggaran protokol kesehatan. Ia memperkirakan, kecepatan bermutasi coronavirus akan menurun 5 tahun lagi.