Epidemiolog: Kasus Covid-19 di Indonesia belum terkendali

Pelaku perjalanan harus sudah divaksin Covid-19 dosis pertama dan kedua.

Ilustrasi. Pixabay

Epidemiolog Griffith University, Australia, Dicky Budiman, menilai, Indonesia saat ini masih belum sepenuhnya terkendali. Padahal, angka reproduksi, angka positivity rate, dan kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan. 

Sebab, Badan Kesehatan Dunia (WHO) masih menempatkan Indonesia pada level community transmission dalam evaluasi terakhirnya. Artinya, Indonesia belum bisa menemukan sebagian besar kasus Covid-19. "Itu semua sudah terkendali, (tentu) tidak. Masih seperti itu semua provinsi," ucapnya dalam diskusi virtual, Selasa (2/11).

Apalagi, kini kasus Covid-19 meningkat di 131 kabupaten/kota. Ia menganggap, kenaikan kasus coronavirus itu sebagai fenomena gunung es. Pusat Pengendalian dan Pencegahan penyakit (CDC) Amerika Serikat memprediksi jika ditemukan satu kasus Covid-19, maka dibaliknya biasanya ada delapan kasus lainnya.

Oleh karena itu, perlu pembatasan untuk perjalanan yang esensial saja. Pelaku perjalanan harus sudah divaksin Covid-19 dosis pertama dan kedua. Menurutnya, seseorang yang telah divaksin lengkap, bisa mengurangi risiko penularan Covid-19.

"Risiko tertinggi (penularan Covid-19) itu pada orang yang tidak divaksinasi pada orang yang tidak divaksinasi. Risiko terendah orang yang divaksinasi pada orang yang divaksinasi. Nah, bicara pergi-pergian, syaratnya harus divaksin, selain tentu PeduliLindungi dipakai, dan masalah screening di jalan," tutur Dicky.