Pembukaan sekolah di zona kuning, FSGI: Siswa dan guru dibayangi risiko ancaman kesehatan

Menurut Satriwan, opsi memperpanjang PJJ dengan perbaikan lebih baik daripada memaksakan masuk sekolah.

Foto ilustrasi. Foto Antara

Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) khawatirkan rencana pemerintah membuka sekolah di kawasan zona kuning Covid-19. Sebab, sangat berpotensi mengancam kesehatan dan keselamatan guru, murid, hingga keluarga mereka.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) FSGI, Satriwan Salim mengungkapkan, hingga hari ini klasler-klaster baru penularan coronavirus di sekolah terus bermunculan. Terbaru, guru dan murid terpapar Covid-19 di Balikpapan, Pontianak, dan Rembang.

"Efektivitas kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah zona kuning tidak akan optimal. Sebab, banyak kegiatan sekolah yang dilarang. Misalnya, ekstrakurikuler" kata Satriawan, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/8).

Menurut dia, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan OSIS, dan olahraga yang sangat beragam inilah terbangun interaksi sosial antarsiswa. Anak-anak ingin segera bersekolah, karena rindu dengan aktivitas kesiswaan yang sangat beragam di tiap-tiap sekolah. 

"Rindu berkumpul ramai-ramai bersama kawan-kawan. Tapi, harapan siswa tersebut terlarang selama tatap muka di sekolah zona kuning," bebernya