Gaduh berulang pengeras suara dari rumah Tuhan

Aturan pengeras suara di masjid dan musala sudah ada pada 1978, muncul karena polemik.

Ilustrasi pengeras suara di masjid. Alinea.id/Firgie Saputra.

Mengawali tulisannya “Tentang Suara yang Keras Itu” di majalah Tempo edisi 22 Desember 1990 soal pengeras suara dari masjid, penerjemah dan sastrawan Ali Audah mengaku banyak orang yang marah kepadanya kala menulis hal serupa di harian Kami pada 1960-an.

Belakangan, kritik keras menimpa Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Selain lantaran pernyataannya yang kurang pas—membandingkan pengeras suara dengan gonggongan anjing tetangga—Yaqut pun dikritik karena menerbitkan Surat Edaran Nomor 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara Masjid dan Musala.

Ali Audah adalah salah seorang tokoh yang menolak penggunaan pengeras suara, yang ramai pro-kontra pada akhir 1960-an dan 1970-an. Ia beralasan, pengeras suara yang berlebihan bisa mengganggu orang yang tengah terbaring sakit.

“Harus tahu waktu dan tempat,” ujar Ali kepada Ekspres, 22 Agustus 1970.

Kontroversi