Gelombang tinggi di Anyer dan Lampung Selatan bukan tsunami

BNPB mengonfirmasi, air laut yang menyapu bangunan di dua tempat itu bukan tsunami, melainkan gelombang pasang saja.

Ilustrasi air laut pasang./ Antarafoto

Masyarakat di sekitar Pantai Anyer dan Lampung Selatan dikagetkan dengan air laut yang menerjang bangunan di sekitar pantai, Sabtu (22/12) pukul 21.30 WIB. Gelombang naik yang cukup besar ini diikuti dengan pemadaman listrik di lokasi. Sehingga, sebagian penduduk di Lampung Selatan memutuskan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sendiri melaporkan, tidak ada gempa besar yang dapat membangkitkan tsunami, baik gempa di sekitar Selat Sunda maupun di Samudera Hindia. Jadi, fenomena yang ada saat ini bukan tsunami. "Tidak ada tsunami di wilayah Indonesia saat ini,  melainkan fenomena akibat air laut yang pasang," cuit BMKG di Twitter.

Fenomena gelombang pasang ini juga tidak ada hubungannya dengan erupsi Gunung Anak Krakatau. Sejak tadi pagi memang terjadi erupsi, namun erupsi kecil yang tidak menimbulkan pengaruh kenaikan gelombang air laut.

Lewat keterangan tertulisnya, Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menerangkan, hasil pengamatan data pasang surut dari papan pengukuran (tidegauge) dari BMKG menunjukkan ada sejumlah kondisi pasang, yakni:

a. Tidegauge Serang tercatat pukul 21.27 WIB ketinggian 0.9 meter.
b. Tidegauge Banten tercatat pukul 21.33 WIB ketinggian 0.35 meter.
c. Tidegauge Kota Agung Lampung tercatat pukul 21.35 WIB ketinggian 0.36 meter
d. Tidegauge Pelabuhan Panjang tercatat pukul 21.53 WIB ketinggian 0.28 meter.