Gempa Filipina, masyarakat Sulut diimbau tak terpancing isu tsunami

Titik gempa yang berada 201 km arah timur laut Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, tak berpotensi tsunami di Indonesia.

Ombak tinggi menerjang pesisir Kampung Nelayan Teluk, Labuan di Pandeglang, Banten, Jumat (28/12)./ Antara Foto

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Sulawesi Utara dan sekitarnya untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu tsunami. Imbauan ini disampaikan pascagempa bumi berkekuatan 7,1 Skala Richter mengguncang wilayah tenggara Filipina pada Sabtu (29/12).

"Kepada masyarakat Kepulauan Sangihe dan Talaud, diimbau agar tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak bertanggungjawab, karena gempa ini tidak berpotensi tsunami di wilayah Indonesia," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dalam keterangan tertulis yang diterima Alinea.id, Sabtu (29/12).

Rahmat menambahkan, berdasarkan analisis lembaganya per 29 Desember 2018 pukul 10.39.12 WIB, episentrum gempa terletak pada koordinat 5,85 LU dan 126,81 BT. Koordinat tersebut berada di tengah laut, yang berjarak 201 km arah timur laut Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, dan pada kedalaman 69 Km.

Ditinjau dari lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrumnya, kata Rahmat, gempa dipicu oleh aktivitas subduksi Lempeng Laut Filipina, yang menghujam ke bawah Pulau Mindanao, Filipina. 

Gempa ini dirasakan di Provinsi Davao Oriental dan Davao Ocidental, Filipina dalam skala intensitas V Modified Mercalli Intensity (MMI).