Generasi milenial abaikan konten politik dan radikal di masjid

Generasi muda menganggap angin lalu ceramah yang berisi politik praktis dan paham radikal.

Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh, Aceh./Antara Foto

Masjid di Indonesia memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan masjid-masjid yang berada di negara lain. Di Indonesia masjid dibangun berdasarkan swadaya dari masyarakat, sehingga akan lebih sulit mengontrol konten-konten yang disampaikan didalamnya.

Tak heran jika belakangan, timbul konten politik praktis dan paham radikal dalam ceramah yang disampaikan dalam kegiatan keagamaan di masjid

Meski begitu, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI) dengan menggandeng Merial Institute, dari 888 anak muda Islam yang berusia 16-30 tahun, hanya sebanyak 15,6% responden yang pernah menemukan materi ceramah berisi ajakan politik praktis.

Ketua Departemen Kaderisasi Pemuda dan Remaja Masjid Pengurus Pusat DMI, M Arief Rosyid Hasan mengatakan, meskipun ada ceramah yang mengajak politik praktis, namun hal tersebut tidak terlalu signifikan. 

"Menurut saya, khususnya bagi generasi muda justru tidak terlalu memiliki ketertarikan terhadap hal tersebut," katanya di Kantor Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia, Jakarta, Jumat (27/7).