Gus Yahya diminta antisipasi perpecahan jelang Pemilu 2024

Perpecahan warga NU terjadi saat pemilu 2019 dan diharapkan tidak terulang jelang Pemilu 2024.

Gus Yahya saat menutup Muktamar PBNU di Lampung, Jumat (24/12). Dok. Youtube/TV9 Official

Peneliti senior Lembaga Ilmpu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, menilai terpilihnya Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya sebagai Ketua PBNU merupakan bentuk kuatnya keinginan NU untuk melakukan perubahan. Siti berharap, Gus Yahya mampu membawa NU untuk mengatasi perpecahan akibat pemilihan presiden (pilpres) 2019.

"Saya mengucapkan selamat atas terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketum PBNU. Semoga berkah, amanah dan sukses," kata Siti saat dihubungi Alinea.id, Jumat (24/12).

Menurut Siti, Gus Yahya memiliki tanggung jawab yang tidak ringan ke depan, terutama dalam kaitan NU sebagai organisasi keagamaan. Dalam kaitannya dengan politik, kata Siti, NU cenderung ditarik-tarik ke politik seperti dalam pemilihan presiden (pilpres).

Keterlibatan ini, lanjut Siti, tentunya bukan tanpa konsekuensi secara langsung maupun tidak langsung. Bahkan, dampaknya sangat terasa bagi warga NU.

"Apa dampaknya terhadap NU? Hal ini yang perlu diantisipasi oleh Ketum Yahya untuk pemilu 2024, sehingga posisi dan peran NU ke depan sebagai ormas Islam terbesar bisa menjadi acuan ormas-ormas Islam lainnya," ujar dia.