Pengamat: Gus Yahya jangan tergoda kepentingan penguasa

Gus Yahya diminta menjadi Ketum PBNU yang jaga marwah NU.

Ketua Umum PBNU terpilih periode 2021-2026, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). Dok. Panitia Muktamar NU

Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya diminta menjaga marwah Nahdlatul Ulama (NU) usai terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) PBNU periode 2021-2026 dalam Muktamar ke-34 di Lampung.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin mengatakan, menjaga marwah NU adalah tantangan Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026. NU di bawah kepemimpinan Gus Yahya, kata dia, harus berkhidmat untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

“Bukan kepentingan kekuasaan semata. Menjaga independensi, di situ letak masalahnya. NU digoda dengan kekuasaan dan independensi itu yang saat ini dipertanyakan oleh publik,” ucap Ujang kepada Alinea.id, Jumat (24/12).

Menurutnya, NU memiliki nilai jual sangat tinggi sejak pemilihan presiden (Pilpres) 2004. Ketika presiden dipilih langsung oleh rakyat, NU sebagai organisasi masyarakat terbesar dengan puluhan juta pengikut mulai ada tawar-menawar politik.

“Di sinilah godaan mulai muncul,” tutur Ujang.