Hasil autopsi Pendeta Yeremia keluar 1-2 bulan ke depan

Anam menyampaikan, ekshumasi dan autopsi berjalan cukup baik karena dilakukan secara terbuka.

Kantor Komnas HAM di DKI Jakarta. Google Maps/Indra Wahyudi

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyaksikan ekshumasi dan autopsi Pendeta Yeremia Zanambani di Hitadipa, Intan Jaya, Papua, Sabtu (5/6) pagi. Menurut Komisioner Komnas HAM, M. Choirul Anam, kegiatan yang dinilai cukup baik itu masih bagian rekomendasi pihaknya dan permintaan keluarga korban.

"Jadi kami diminta langsung oleh keluarga korban, masyarakat di sana, ketika ada autopsi, meminta kepada Komnas HAM untuk menghadiri dan melihat secara langsung. Oleh karena kami datang," ujarnya saat jumpa pers dalam jaringan, Minggu (6/6).

Anam menyampaikan, ekshumasi dan autopsi berjalan cukup baik karena dilakukan secara terbuka. Menurutnya, masyarakat di sana juga melihat prosesi kegiatan dan rangakainnya diawasi beberapa lembaga, termasuk Komnas HAM.

Menurutnya, di sana dia diberikan penjelasan oleh tim ahli forensik dari Makassar, Selawesi Selatan, dan Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polda Papua, yang mana masih  sejalan dengan temuan Komnas HAM. Pihaknya, imbuh Anam, mengapresiasi Polda Papua khususnya Polres Intan Jaya terkait kegiatan itu.

Adapun temuan yang dimaksud Anam, yaitu korban meninggal karena kehabisan darah akibat luka tembak dari jarak dekat. Kedua, potensi body contact sebelum kematian atau di antara penembakan terhadap korban.