ICMI: Pendidikan kita hanya produksi mur buat mesin industri

Tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia. Sayangnya sekarang direduksi sebatas menghasilkan lulusan yang siap pakai di dunia kerja.

Ketua Umum Majelis Sinergi Kalam (Masika) Ikatan Cendekiawan Muslim Selndonesia (ICMI) Ferry Kurnia Rizkiansyah./ ICMI

Aset terbesar bangsa Indonesia bukanlah kekayaan alam atau hasil bumi, melainkan sumber daya manusia (SDM). Manusia terdidik dan tercerahkan adalah kunci kemajuan bangsa.

Jumlah SDM di Indonesia memang melimpah ruah, namun sayangnya relatif belum diimbangi kualitas yang memadai untuk bisa berkompetisi di kancah global. Masalah ini yang membuat kita masih harus bekerja keras untuk bisa sejajar dengan bangsa-bangsa besar dunia.

"Pembangunan negara tidak hanya dilihat dari peningkatan ekonominya saja, tetapi bagaimana kualitas sumber daya manusianya. SDM berkualitas adalah prioritas yang harus dibenahi pemerintah," ujar Ketua Umum Majelis Sinergi Kalam (Masika) Ikatan Cendekiawan Muslim Selndonesia (ICMI) Ferry Kurnia Rizkiansyah dalam pernyataannya, Rabu (2/5).

Menurut mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini, dunia pendidikan Tanah Air masih memiliki beberapa kendala, di antaranya keterbatasan akses pada pendidikan, jumlah guru yang belum merata, serta kualitas guru.

Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kita memang naik peringkat menjadi katogori tinggi atau high human development, menembus angka 70,81 pada 2017. Level itu naik 0,63 poin atau tumbuh sebesar 0,90% dibandingkan dengan setahun sebelumnya.