IDI: Mayoritas korban meninggal coronavirus karena penyakit lain

"Meskipun tingkat keganasannya jauh lebih rendah dari virus-virus yang terdahulu, virus ini tingkat penyebarannya sangat cepat."

Tim medis melakukan penanganan terhadap seorang pasien saat simulasi penanganan pasien virus Corona di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu (12/2/2020). Foto Antara/Fikri Yusuf

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dr Daeng M Faqih, mengatakan mayoritas pasien positif terjangkit coronavirus tidak meninggal karena virus dengan nama resmi COVID-19. Menurutnya, korban meninggal lebih banyak disebabkan penyakit lain yang telah diidap pasien.

"Kasus meninggal mayoritas bukan murni karena virusnya tapi karena komorbid. Penyakit pendamping. Dia sudah punya sakit, kemudian terinfeksi virus karena punya sakit. Daya tahan tubuh rendah, masuk (coronavirus). Sakit jadi tambah parah," kata Daeng dalam diskusi tentang corona yang diadakan di Jakarta, Kamis (20/2).

Menurutnya, profil pasien meninggal akibat coronavirus juga didominasi oleh orang lanjut usia. Hal ini lantaran virus ini menyerang daya tahan tubuh.

Daeng juga mengatakan, presentase korban kematian akibat coronavirus lebih rendah ketimbang MERS atau flu burung H5N1. Dengan demikian, virus jenis baru ini tidak terlalu ganas jika dibanding virus lain yang menyebabkan wabah ganas sebelumnya.

Hingga Kamis (20/2), coronavirus telah menginfeksi 75.727 orang di 26 negara. Dari jumlah tersebut, 74.578 orang di antaranya terjangkit COVID-19 di China.