Imam Masjid Istiqlal: Jangan politisasi musibah coronavirus

Azab sudah tidak ada lagi setelah doa Rasulullah SAW dikabulkan. Yang ada hanya musibah dan bala.  

Petugas menyemprotkan cairan desinfektan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (13/3). Foto Antara/Sigid Kurniawan/ama.

Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan, coronavirus (Covid-19) murni merupakan musibah yang terjadi di banyak negara, termasuk Indonesia. Untuk itu, dia mengimbau agar masyarakat tidak mempolitisasi musibah Covid-19 dengan menyebutnya sebagai azab. 

"Satu poin yang saya ingin menggarisbawahi, virus ini jangan dipolitisasi. Virus ini tidak ada kaitannya dengan azab," kata Nasaruddin di Masjid Istiqlal Jakarta, Jum'at (13/3).

Nasaruddin menjelaskan dalam hadis, azab sudah tidak ada lagi setelah doa Rasulullah SAW dikabulkan. Yang ada hanya musibah dan bala.  

"Kalau azab itu hanya menimpa orang kafir. Tidak menimpa orang beriman. Tetapi kalau musibah, dua-duanya kena. Siapa yang lengah akan kena, sama dengan bala," kata dia. 

Nasaruddin mengkhawatirkan ada sebagian kelompok masyarakat yang mempolitisir dan menganggap Covid-19 merupakan azab. Hal itu dinilainya akan memperburuk keadaan.