Indonesia tawarkan bantuan pendidikan dan capacity building bagi perempuan Afghanistan

Indonesia dan dunia menentang kebijakan Taliban di Afghanistan.

Gadis-gadis telah tiba di sekolah mereka pada hari Rabu pagi sebelum diberitahu bahwa mereka akan ditutup sekali lagi. Foto BBC

Pemerintah Indonesia bersama Pemerintah Qatar menandatangani Letter of Intent (LOI) untuk menawarkan bantuan pendidikan dan capacity building bagi perempuan Afghanistan yang tidak dapat kembali ke sekolah. Rencana bantuan ini sebelumnya sudah dibahas di Qatar akhir Maret lalu dalam lawatan Kementerian Luar Negeri.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, mengatakan Indonesia dan dunia menentang kebijakan Taliban di Afghanistan yang hingga kini tidak mengizinkan anak-anak perempuan di secondary school atau setingkat SMA untuk kembali ke sekolah.

“Padahal dunia saat ini sangat fokus pada pentingnya hak-hak perempuan,” tutur Retno saat menghadiri Rapat Kerja Komisi I DPR yang disiarkan secara virtual, Rabu (6/4).

Di samping itu, Indonesia juga mendorong Taliban untuk menyusun rencana kerja yang jelas terkait pemenuhan janji Taliban kepada dunia internasional. Hal ini sangat penting untuk memulihkan kepercayaan dunia internasional. Dalam kasus Taliban ini, Indonesia berkomitmen untuk menjembatani perdamaian dan pemenuhan hak-hak masyarakat Afghanistan.  

Lebih lanjut, Retno menambahkan, dunia internasional masih terus mengirimkan donor dan bantuan untuk Afghanistan. Namun, Retno mengingatkan, bantuan tersebut hanya bersifat sementara. Sedangkan, pemulihan ekonomi melalui berbagai kebijakan tetap harus dilakukan oleh negara itu sendiri.