JAD Bekasi siapkan bom Wi-Fi saat aksi people power di KPU

JAD Bekasi telah memiliki cara untuk mengatasi jammer sinyal di demo untuk melancarkan amaliahnya.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (kanan) dan Kabag Penum Divhumas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra (kiri) menunjukkan sejumlah gambar barang bukti hasil pengungkapan teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) saat konferensi pers di Divhumas Mabes Polri, Jakarta, Kamis (9/5)./ Antara Foto

Jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi pimpinan terduga teroris berinisial EY alias Rafli, telah menyiapkan teror saat aksi people power di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei 2019 mendatang. EY bahkan telah mengantisipasi penggunaan jammer atau pengacak sinyal ponsel, yang akan menggagalkan ledakan bom yang telah disiapkan. 

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, EY telah menyiapkan bom berbasis Wi-Fi untuk aksinya. Ini dilakukan untuk mengantisipasi penggunaan jammer atau penghilang sinyal ponsel, dalam aksi demonstrasi yang dipicu dugaan kecurangan pemilu. 

Mulanya, EY berencana menggunakan bom dengan switching sinyal ponsel. Namun jika ada jammer yang dipakai dalam aksi demonstrasi, switching bomb sinyal ponsel tak dapat digunakan. 

“Dia memodifikasi switching bomb menggunakan router seperti ini, dia booster menggunakan Wi-Fi. Kalau Wi-Fi, tentunya sampai saat ini belum ada jammer yang bisa menghalangi Wi-Fi,” ujar Dedi di Humas Mabes Polri, Jumat (10/5).

Dedi menjelaskan, penggunaan sinyal Wi-Fi memiliki efek lebih kuat ketimbang sinyal ponsel. Penggunaan Wi-Fi membuat switching bomb dapat dikendalikan dari jarak jauh.