Jawa Timur replikasi program pencegahan stunting Pandeglang

Metode di Pandeglang dianggap berhasil menurunkan angka stunting sebesar 8,4% hanya dalam kurun waktu enam bulan.

Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Samsul Widodo (kemeja putih) saat acara Sosialisasi Inovasi Intervensi Aksi Cegah Stunting di kantor Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur./Istimewa

Indonesia memiliki kepentingan mengurangi jumlah anak balita stunting. Beberapa strategi telah dilakukan sejumlah instansi pemerintah, termasuk Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). 

Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Samsul Widodo, mengatakan, pencegahan stunting penting dilakukan untuk memperbaiki tumbuh kembang serta tingkat intelektual generasi penerus bangsa. 

“Selain sosialisasi, pembahasan mencakup membangun komitmen dari masing-masing kepala daerah dan dinas terkait, termasuk dalam pemanfaatan APBD dan Dana Desa secara efektif dalam penanganan stunting di masing-masing daerah,” kata Samsul ketika membuka acara Sosialisasi Inovasi Intervensi Aksi Cegah Stunting di kantor Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Senin (30/7).

Kesempatan itu juga digunakan Kementerian Desa PDTT beserta jajaran pemerintah terkait dari berbagai kabupaten melakukan pembahasan Rencana Replikasi ‘Aksi Cegah Stunting’ di Provinsi Jawa Timur. Hasilnya, metode pencegahan stunting yang dilakukan Ditjen PDT di daerah tertinggal, Kabupaten Pandeglang akan direplikasi di Jawa Timur. Metode di Pandeglang dianggap berhasil menurunkan angka stunting sebesar 8,4% hanya dalam kurun waktu enam bulan, yaitu sejak Mei 2018 sampai Februari 2019.

“Hasil kerja sama dalam pilot project Aksi Cegah Stunting di Pandeglang menjadi bekal sangat penting untuk melakukan upaya pencegahan stunting secara nyata dan strategis di berbagai daerah prioritas lainnya. Menyusul Kabupaten Pandeglang, ada 19 kabupaten di Jawa Timur yang akan menjadi lokasi prioritas pelaksanaan replikasi program ini berikutnya,” ujar Samsul.