Jejak berdarah Sumiarsih dari Gang Dolly

Pembunuhan terhadap keluarga Letkol (Marinir) Purwanto yang dilakukan Sumiarsih cs, jadi salah satu pembunuhan berantai terheboh.

Ilustrasi pembunuhan berantai. Alinea.id/Firgie Saputra

Tak ada sejengkal pun ruang bagi Sumiarsih untuk lari, menghadapi regu tembak Brimob di sebuah lapangan kawasan Surabaya, Jawa Timur, Sabtu dini hari, 19 Juli 2008. Sejumlah pemberitaan menyebut, kepala perempuan berusia 60 tahun tersebut ditutup kain hitam dan dalam posisi duduk, menanti peluru dimuntahkan dari senapan para penembak jitu.

Dengan cepat, peluru tajam eksekutor menembus jantungnya. Seketika pula, nyawanya melayang. Saat itu, Sumiarsih divonis hukuman mati, akibat perbuatan keji yang dilakukannya 20 tahun sebelumnya.

Berawal dari bisnis esek-esek

Kisah berawal dari perantauan. Demi memperbaiki kehidupan keluarganya di Jombang, Jawa Timur, Sumiarsih muda hijrah ke Jakarta awal 1970. Mulanya, ia bekerja di sebuah warung. Lalu, diajak seseorang mencari peruntungan di sebuah kelab malam kawasan Ancol, Jakarta Utara.

Di kelab malam itu, ia mengawali karier sebagai pelayan. Kemudian, naik menjadi hostes—perempuan yang menerima, menjamu, dan menghibur tamu. Kecantikannya membuat ia cepat dikenal tamu-tamu dari kalangan pejabat, pengusaha, dan militer. Ia lalu pindah-pindah kelab malam di Jakarta dan akhirnya memutuskan menjadi wanita panggilan kelas atas.