Jumlah testing kecil, Ketua Komisi IX DPR: PPKM sia-sia

Penanganan pandemi tidak akan optimal jika jumlah testing masih kecil.

Petugas medis melakukan tes usap Covid-19 di Cimanggis, Kota Depok, Jabar, Minggu (8/4/2020). Foto Antara/Asprilla Dwi Adha

Ketua Komisi IX DPR, Felly Estelita Runtuwene meminta, pemerintah meningkatkan pengetesan (testing) dan pelacakan (tracing) Covid-19 di masyarakat.

Menurut dia, penanganan pandemi tidak akan optimal jika jumlah testing masih kecil. Demikian pula kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat mulai dari PSBB pada awal pandemi hingga pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat tidak akan efektif jika tidak dibarengi dengan testing-tracing yang masif tersebut.

"Kami tidak henti-hentinya ingatkan pemerintah agar peningkatan testing ini sebagai prasyarat agar penanganan pandemi bisa lebih efektif lagi. Kita sudah adakan, PPKM, PSBB, dan sebagainya, tapi kalau tidak dibarengi dengan testing dan tracing saya kira tidak akan maksimal," kata Felly dalam keterangannya, Jumat (30/7).

Felly menyebut, Indonesia hanya melakukan tes kepada 66.807 orang/1 juta orang, di mana angka tersebut sangat jauh dibandingkan dengan Malaysia yang sudah melakukan tes kepada 417.767 orang/1 juta orang. Juga dengan Thailand yang melakukan tes sebanyak 116.190 orang/1 juta orang.

"Kami memantau positivity rate harian dan seminggu terakhir ini, positivity rate khususnya PCR yang terus di atas angka 40% bahkan mencapai 45,40% per tanggal 27 Juli 2021. Angka ini menunjukkan saat ini ada penularan yang tinggi di masyarakat," jelasnya.