BPOM: Kadar antibodi turun signifikan 6 bulan pascavaksinsi dosis lengkap

Oleh karenanya, diperlukan pemberian vaksin booster untuk meningkatkan kembali imunogenisitas yang menurun.

Ilustrasi warga menerma vaksin Covid-19. Alinea.id/Aisya Kurnia.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito menganggap, pemberian vaksinasi booster dapat membawa Indonesia segera bebas dari pandemi Covid-19.

Saat ini, BPOM sudah menerbitkan emergency use authorization (EUA) 13 merek vaksin Covid-19 untuk vaksinasi dosis pertama dan kedua (dosis lengkap). Berdasarkan uji klinis di berbagai negara, respons imun dari vaksinasi dosis lengkap akan menurun seiring waktu dengan interval yang bervariasi tergantung jenis vaksinnya.

“Data imunogenisitas dari hasil pengamatan uji klinik semua vaksin Covid-19 menunjukkan penurunan kadar antibodi yang signifikan sampai di bawah 30% terjadi setelah enam bulan pemberian vaksin primer, yang lengkap. Oleh karenanya, diperlukan pemberian vaksin booster untuk meningkatkan kembali imunogenisitas yang menurun,” ucapnya dalam konferensi pers virtual, Senin (10/1).

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, per Jumat (7/1), cakupan vaksinasi dosis pertama sebesar 81,5%. Sedangkan dosis kedua sebesar 56%. Berdasarkan kajian keamanan, khasiat, dan mutu terhadap beberapa vaksin Covid-19 yang telah mendapatkan EUA sejak November 2021, terdapat lima jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan untuk vaksin booster karena telah mendapatkan emergency use authorization (EUA).

Pertama, vaksin CoronaVac produksi Biofarma untuk booster homolog (sama dengan jenis vaksin sebelumnya). Vaksin CoronaVac diberikan sebanyak satu dosis setelah enam bulan vaksinasi dosis lengkap. Berdasarkan pertimbangan uji klinik, vaksin CoronaVac diperuntukkan untuk usia 18 tahun ke atas. Untuk kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI), kata dia, reaksi lokal, seperti nyeri di tempat suntikan dan kemerahan.