Kasus gizi buruk di Kota Serang meningkat dua kali lipat 

Ada banyak faktor yang menjadi penyebab angka gizi buruk dan stunting masih tinggi di Kota Serang.

Petugas Kesehatan Puskesmas Muara Dua melakukan pemeriksaan stunting anak meliputi status gizi, berat badan dan tinggi badan di Desa Meunasah Alue, Lhokseumawe, Aceh, Rabu (27/3).AntaraFoto

Dinas Kesehatan mencatat 102 kasus gizi buruk di Kota Serang. Data tersebut mengalami kenaikan sebesar 100% bila dibandingkan dengan tahun tahun lalu. Dimana pada 2018 jumlah kasus gizi buruk hanya 51 kasus.

Sementara, untuk data balita penderita stunting di Kota Serang sebanyak 2.543 kasus. Data ini masih sama dengan jumlah kasus stunting pada tahun lalu.

"Angka gizi buruk tercatat 102 kasus, untuk stunting 2.543. Data gizi buruk tahun ini meningkat dibanding tahun lalu," kata Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kota Serang, Lenny Suryani saat di konfirmasi, Jumat (6/12).

Ada banyak faktor yang menjadi penyebab angka gizi buruk dan stunting masih tinggi di Kota Serang, mulai dari faktor ekonomi keluarga, pola asuh yang salah dan lingkungan yang kurang sehat.

"Paling banyak di Kecamatan Kasemen sebanyak 42 kasus. Kami akan validasi lagi akhir tahun. Bisa naik, bisa juga kurang," katanya.