Penembakan Randi, Polisi: Uji labfor di luar negeri lebih otentik

Polisi mengirimkan proyektil dan senjata api ke Australia dan Belanda.

Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Haluoleo Kendari menyalakan lilin di lokasi tertembaknya dua mahasiswa di Jalan Abdul Silondae , Kendari, Sulawesi Tenggara. Antara Foto

Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Irjen Pol Antam Novambar, mengaku pihaknya terus mengusut kasus penembakan mahasiswa Universitas Halu Oleo, Immawan Randi, saat mengikuti aksi unjuk rasa menolak revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) dan Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RUU KUHP).

Antam menuturkan, tidak hanya proyektil peluru yang ditemukan di lokasi kejadian yang diuji laboratorium forensic di luar negeri, yakni Australia dan Belanda. Tetapi, juga senjata api milik enam polisi yang dianggap melanggar standar operasional prosedur (SOP) saat mengamankan aksi unjuk rasa mahasiswa. 

Menurut Antam, senjata api milik enam anggota Polres Kendari itu akan dicocokkan dengan tiga proyektil yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP). Tak hanya itu, uji laboratorium forensik tersebut juga mengarah pada sidik jari yang menempel pada senjata api milik keenam anggota polisi tersebut. 

“Itu karena yang bawa senpi, senpinya lagi diperiksa ke labfor di luar negeri. Sidik jari pada senjata api tersebut juga turut diuji,” kata Antam di Jakarta pada Kamis (31/10).

Menurut Antam, pengiriman proyektil dan senjata api ke luar negeri lebih dapat memberikan hasil yang otentik. “Karena kan ada sidik jari di senjata, dan yang lebih akurat di sana (luar negeri), biar hasilnya tidak bisa dipertentangkan lagi,” ucap Antam.