Kemenag respons polemik soal radikalisme "good looking"

Kemenag mengklarifikasi penyataan Fachrul Razi soal "good looking".

Menteri Agama Fachrul Razi saat erespons sejumlah isu aktual seputar kehidupan beragama di tanah air, di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (18/2)/Foto Antara/ Risyal Hidayat.

Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin mengklarifikasi pernyataan Menag Fachrul Razi soal “good looking”, merujuk pada mereka yang memiliki pemahaman keagamaan yang baik, hafal Alquran atau hafiz, dan bisa berbahasa Arab, namun berpotensi menjadi pintu masuk radikalisme.

Menag menyampaikan hal itu saat peluncuran aplikasi "ASN No Radikal" yang diselenggarakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Menurut Amin, Menag tidak sedang menuduh siapapun. Harusnya, jelas dia, substansi yang harus ditangkap adalah perlunya kehati-hatian pengelola rumah ibadah, agar mengetahui betul rekam jejak pandangan keagamaan jemaahnya.

"Menag hanya mengilustrasikan tentang pentingnya memagari agar ASN yang dipercaya mengelola rumah ibadah tidak memiliki pandangan keagamaan ekstrem, bahkan radikal yang bertentangan dengan prinsip kebangsaan," jelasnya dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (4/9).

Menag, sambung Amin, juga tidak sedang menggeneralisir, karena pandangan itu disampaikan Menag dalam konteks seminar yang membahas Strategi Menangkal Radikalisme pada ASN.