Selain fasilitas, Kemenhan juga perlu mobilisasi SDM penangan Covid-19

Kemenhan dapat menambah SDM penangan Covid-19 dengan memobilisasai komponen pendukung pertahanan nasional.

Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto (peci hitam), saat meninjau ruang perawatan pasien di RSD Covid-19 pada fasilitas Kemenhan, Gedung Pusdiklat Jemenhan dan Pusdiklat Bahasa, Jakarta Selatan, pada Rabu (14/7/2021). Dokumentasi Kemenhan

Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (​ISESS), Khairul Fahmi, mengapresiasi langkah Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang mengalihfungsikan fasilitasnya menjadi rumah sakit darurat (RSD) penanganan Covid-19.

"Menurut saya, walaupun sedikit terlambat, alih fungsi itu patut didukung," katanya saat dihubungi Alinea.id di Jakarta, Kamis (15/7).

Fahmi melanjutkan, dirinya sejak awal pandemi telah menyarankan mobilisasi sumber daya maupun sarana prasarana (sapras) nasional sebagai solusi dan antisipasi kebutuhan dalam keadaan darurat. Alasannya, hal tersebut butuh waktu untuk pendataan, perencanaan, sampai benar-benar siap dioperasionalkan. 

Saat ini, menurut dia, persoalan yang dihadapi dalam penanganan Covid-19 tidak sekadar infrastruktur, tetapi juga tenaga kesehatan (nakes).

"Ini yang perlu solusi lain, seperti mobilisasi SDM (sumber daya manusia) supaya tenaga kesehatan benar-benar fokus pada penanganan pasien, tidak lagi direpotkan oleh persoalan administratif dan lain-lain," tuturnya.