Antisipasi naiknya ginjal akut, Kemenkes datangkan antidotum dari luar negeri

Sebagai langkah awal menurunkan fatalitas gangguan ginjal akut ini, Kemenkes melalui RSCM telah membeli antidotum.

Juru bicara Kementerian Kesehatan M. Syahril pada konferensi pers daring terkait; “Perkembangan Acute Kidney Injury di Indonesia”, Rabu (19/10/2022). Foto YouTube Kemenkes

Demi mencegah meningkatnya jumlah fatalitas dari gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal atau atypical progressive acute kidney injury (AKI) pada anak, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendatangkan antidotum atau obat penawar dari luar negeri.

“Sebagai langkah awal untuk menurunkan fatalitas gangguan ginjal akut ini, Kemenkes melalui Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) telah membeli antidotum atau penawar yang didatangkan langsung dari luar negeri untuk diberikan kepada pasien yang saat ini masih dirawat,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan M. Syahril pada konferensi pers daring terkait; “Perkembangan Acute Kidney Injury di Indonesia”, Rabu (19/10).

Syahril menambahkan, obat penawar ini bukan hanya untuk pasien di RSCM saja, tetapi bagi pasien yang dirawat di rumah sakit di Indonesia. Bahkan, Keputusan Dirktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes tentang tata laksaan dan manajemen klinis AKI pada anak telah diterbitkan untuk seluruh dinas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

Kemenkes juga mengeluarkan surat edaran kewajiban penyelidikan epidemiologi dan pelaporan kasus AKI untuk seluruh Dinas Kesehatan, fasyankes, dan organisasi profesi.

“Diharapkan dari IDI, IDAI, Ikatan Bidang Indonesia, puskesmas, rumah sakit termasuk dinas kesehatan itu agar melakukan surveilens atau penelitian epidemiologi untuk memberikan pelaporan secara langsung kepada Kementerian Kesehatan untuk dilakukan pendataan secara nasional sekaligus untuk melakukan langkah-langkah berikutnya,” ucapnya.