Kementerian PPA: Mayoritas siswa tidak suka gerakan belajar di rumah

Siswa tidak suka kegiatan belajar di rumah karena sulit untuk berinteraksi dengan teman-temannya

Siswa SMK Harapan Bangsa mengerjakan soal ujian akhir sekolah (UAS) di rumahnya di Kampung Kubang, Cilowong, Serang, Banten, Rabu (8/4/2020). Foto Antara/Asep Fathulrahman.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) menyatakan sebagian besar anak Indonesia tidak suka dengan kegiatan belajar di rumah. Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian PPA Lenny N Rosalin mengungkapkan hal ini berdasarkan survei bertajuk "Ada Apa dengan Covid-19" yang dilakukan oleh pihaknya.

"58% anak punya perasaan yang tidak menyenangi selama menjalani kegiatan belajar di rumah, karena mereka sulit untuk berinteraksi dengan teman-temannya," tutur Lenny saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (11/4). 

Hasil survei itu juga menyebutkan bahwa anak berharap para guru tidak memberikan banyak tugas ketika penerapan belajar di rumah berlangsung. 

Selain itu, para anak berharap terdapat komunikasi dua arah selama penerapan belajar di rumah. Menurutnya, hal ini dilakukan untuk mewujudkan pelaksanaan pembelajaran yang efektif.

"Kemudian anak juga berharap, penyediaan akses internet beserta perangkat yang mumpuni, dan ada penyediaan e-book edukasi dan video kreatif," tutur Lenny.