Kementerian PUPR: Flyover Cengkareng tidak retak

Flyover Rawa Buaya mengalami peregangan karena faktor cuaca dan tekanan dari kendaraan yang melintas di atasnya.

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusuf bersama Dinas Perhubungan melakukan pengecekan Jembatan Layang Cengkareng. (Sumber: twitter.com/TMCPoldaMetro)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan jembatan layang (flyover) Rawa Buaya di Cengkareng, Jakarta Barat tidak mengalami keretakan. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, jalan tersebut mengalami peregangan karena faktor cuaca dan tekanan dari kendaraan yang melintas di atasnya.

"Itu ada beton yang renggang, itu kan biasanya diisi karet, ini karetnya yang mau diganti. Karena kalau kita lihat LRT saja, sambungannya tidak rapat kan, karena dengan panas dingin itu muai-nyusut, muai-nyusut," kata Basuki ditemui usai penyerahan izin prinsip Politeknik PUPR dari Kemenristekdikti kepada Kementerian PUPR, di Gedung Utama Kementerian PUPR di Jakarta, Kamis (27/12).

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Sugiyartanto, mengamini pernyataan Basuki. Menurutnya, bagian jalan yang dikabarkan mengalami keretakan itu hanya perlu dilakukan penggantian penahan beban atau pot bearing, sekaligus penggantian bantalan karet jembatan (elastomer).

"Kami ganti perletakannya, sekaligus harus ganti elastomer antara lantai. Jadi itu diganti perletakannya sekaligus hubungan antar lantai penghubung, itu kan ada karet penghubungnya, hanya itu saja. Sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, di viral ada retak renggang segala macam," ujar Sugiyartanto.

Menurutnya, penggantian penahan beban dan bantalan karet tersebut merupakan hal biasa. Penggantian tersebut menjadi bagian dalam kegiatan pemeliharaan jembatan. Adapun pergantian yang dilakukan di flyover Rawa Buaya, akan berlangsung selama 14 hari sejak Rabu (26/12) kemarin.