Kepala BKKBN pamerkan penurunan angka stunting

Menurut Hasto, ada lima daerah prioritas dalam penurunan stunting.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo selepas pembukaan Rapat Kerja Nasional BKKBN tahun 2022, di Gedung BKKBN Halim 1, Jakarta Timur, Selasa (22/2). Foto: Alinea.id/Immanuel Christian

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan penurunan prevalensi angka stunting di Indonesia dengan selisih 3,27% dari tahun 2019 ke tahun 2021. Angka itu didapatkan dari Hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI).

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo mengatakan, hasil SSGBI menunjukkan pada tahun 2019 angka prevalensi berada di titik 27,67%. Sementara pada tahun 2021 berada pada angka 24,40%.

“Hal ini berarti upaya dan intervensi yang telah dilakukan oleh Kementerian dan Lembaga selama ini telah menunjukkan hasil yang baik,” kata Hasto dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional BKKBN tahun 2022, di Gedung BKKBN Halim 1, Jakarta Timur, Selasa (22/2).

Hasto telah menerima target penurunan angka stunting di Indonesia pada tahun 2024, yaitu 14%. Pihaknya, kata Haston, membutuhkan dukungan dan bantuan dari semua pihak untuk menyukseskan percepatan penurunan stunting di Indonesia karena periode kini tidak mencapai tiga tahun.

“Angka prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi, sedangkan waktu efektif yang tersisa hanya 2,5 tahun untuk mencapai target tersebut,” ujar Hasto.