Kerugian ekonomi akibat gempa Lombok capai Rp5,04 triliun

Kedeputian Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB terus melakukan perhitungan kerusakan dan kerugian akibat gempabumi di NTB

Sejumlah warga membantu membangun fasilitas MCK untuk korban gempa di Posko Pengungsian Desa Kekait, Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin (13/8)./AntaraFoto

Jumlah korban gempa 7 SR yang mengguncang wilayah Nusa Tenggara Barat dan Bali terus bertambah. Tercatat hingga Senin (13/8), dampak gempa 7 SR menyebabkan 436 orang meninggal dunia. Sebaran korban meninggal dunia adalah di Kabupaten Lombok Utara 374 orang, Lombok Barat 37 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Timur 12 orang, Lombok Tengah 2 orang dan Kota Denpasar 2 orang.

Dampak kerugian ekonomi akibat gempa di Nusa Tenggara Barat sangat besar. Kedeputian Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB terus melakukan perhitungan kerusakan dan kerugian akibat gempabumi di NTB, baik gempa 6,4 SR pada 29 Juli maupun gempa 7 SR pada 5 Agustus. "Hasil sementara hitung cepat kerusakan dan kerugian akibat gempa di NTB mencapai lebih dari Rp5,04 triliun rupiah. Angka ini sementara, hanya berdasarkan basis data pada 9 Agustus. Dipastikan dampak ekonomi lebih dari Rp5,04 triliun nantinya," terang Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/8).

Kerusakan dan kerugian lebih dari Rp5,04 triliun tersebut berasal dari sektor permukiman Rp3,82 triliun, infrastruktur Rp7,5 miliar, ekonomi produktif Rp432,7 miliar, sosial budaya Rp716,5 miliar, dan lintas sektor Rp61,9 miliar. Kerusakan dan kerugian terbanyak adalah sektor permukiman yang puluhan ribu rumah penduduk rusak berat, bahkan banyak rata dengan tanah.

Secara wilayah, kerusakan dan kerugian akibat gempa di NTB paling banyak adalah di Kabupaten Lombok Utara yang mencapai lebih dari Rp2,7 triliun. Sedangkan di Kabupaten Lombok Barat mencapai lebih dari Rp1,5 triliun, Lombok Timur Rp417,3 miliar, Lombok Tengah Rp174,4 miliar dan Kota Mataram Rp242,1 miliar. Dampak kerusakan dan kerugian ekonomi di Bali masih dilakukan perhitungan.

Kerusakan dan kerugian ini sangat besar. Apalagi jika nanti data sudah terkumpul semua, maka jumlahnya akan lebih besar. Perlu triliunan rupiah untuk melakukan perbaikan kembali dalam rehabilitasi dan rekonstruksi. Perlu waktu untuk memulihan kembali kehidupan masyarakat dan pembangunan ekonomi di wilayah NTB.