Ketua RT: Tak ada ambulans jemput jenazah dari lokasi penembakan

Ketua RT mengaku peristiwa penembakan di rumah Ferdy Sambo diketahui dari media massa.

Ketua RT 05/01 Komplek Polri Duren Tiga Irjen (Purn) Seno Sukarto (84). Dok: Alinea.id/Immanuel Christian

Ketua RT 05/01 Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Irjen (Purn.) Seno Sukarto (84) mengaku tidak tahu-menahu atas proses penjemputan jenazah Brigadir J dari rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo. Informasi ini justru diketahuinya dari satuan pengamanan (satpam) yang bertugas di kompleks perumahaan Polri saat itu.

Seno mengatakan, tidak ada proses pengangkutan atau kedatangan ambulans ke rumah Ferdy Sambo. Ketidaktahuan ini semakin menambah kebingungan dalam dirinya. Sebab, pada Jumat (8/7) lalu, terjadi baku tembak antar anggota polisi di rumah Ferdy Sambo yang berujung meninggalnya Brigadir J. Brigadir ini meninggal oleh timah panas yang dilesakan dari senjara Bharada E. 

"Saya tanya satpam. 'Ada ambulans apa engga?' Dijawab, 'Gak nampak Pak'. Jadi, saya gak tahu diangkut pakai apa (jenazah Brigadir J)," kata Seno saat ditemui di kediamannya, Rabu (13/7).

Ketidaktahuan Seno semakin menjadi-jadi. Sebab, Closed Circuit Television (CCTV) yang dianggap dapat memonitor situasi lingkungan di sekitar lokasi kejadian justru tidak bersaksi banyak. 

"Kalau CCTV di luar ini masih aktif. Nah, saya gak tahu kalau yang di dalam, bukan CCTV yang dekat rumah Pak Sambo, tapi yang di deket pos (satpam) diganti hari Sabtu (9/7)," tuturnya.