Kini dilanda tsunami Covid-19, Jokowi akui pernah belajar dari India

Belakangan ini India mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang sangat eksponensial.

Ilustrasi varian baru Covid-19. Alinea.id/Oky Diaz

Presiden Joko Widodo (Jokowi) khawatir kasus Covid-19 akan mengalami kenaikan signifikan setelah mudik dan libur panjang Lebaran Idulfitri 2021. Ia mengingatkan, India sempat pula mengalami penurunan kasus aktif Covid-19 dari Oktober 2020 hingga Januari 2021. Bahkan, kasus Covid-19 harian turun menjadi 10.000 kasus per hari.

Namun, belakangan ini India mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang sangat eksponensial. Bahkan, bisa mencapai 350.000 kasus aktif per hari. Selain India, perkembangan kasus Covid-19 di Turki, Brasil, dan beberapa negara di Uni Eropa juga mengkhawatirkan.

“Saya ingat di Januari (2021), kami menelpon Menteri Kesehatan India, kuncinya apa (menurunkan kasus Covid-19)? Beliau menyampaikan kuncinya micro lockdown, sehingga kita adopsi di sini sebagai PPKM berskala mikro,” ucapnya dalam Pengarahan Presiden RI kepada Kepala Daerah se-Indonesia Tahun 2021, Kamis (29/4).

Untuk itu, kepala daerah diminta meningkatkan kewaspadaan. Kasus aktif Covid-19 sekecil apapun harus dipantau. Kemudian, para kepala dareah perlu senantiasa mengikuti perkembangan kasus Covid-19 di daerahnya masing-masing. Jika terjadi kenaikan, perlu segera ditekan kembali agar terus menurun.

Ia pun meminta para kepala daerah berhati-hati dengan libur panjang. Tak terkecuali, libur panjang Idulfitri. Berkaca dari pengalaman pada 2020, libur panjang menjadi penyebab kenaikan drastis kasus Covid-19 di Indonesia. Empat libur panjang pada 2020 menyebabkan kenaikan kasus Covid-19. Yaitu, ketika Idulfitri dengan kenaikan sebesar 93%, libur panjang Agustus naik 119%, libur panjang Oktober naik 95%, serta libur panjang Natal dan Tahun Baru naik 78%.