Kisruh distribusi bantuan gempa Lombok 

Sejumlah korban terdampak gempa Lombok tak mendapat bantuan pemerintah.

Petugas mengangkut paket bantuan ke KM Egon di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (21/8)./Antara Foto

Sejumlah korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), masih ada yang belum menerima bantuan pemerintah. Para pengungsi di Kabupaten Lombok Timur, bahkan harus mencari bantuan logistik sendiri karena tak dapat mengandalkan bantuan pemerintah, sejak gempa berkekuatan 6,9 Skala Richter pada Minggu (19/8).

"Kami terpaksa mengurus sendiri, meminta bantuan dari media sosial saja," kata Munawir Haris, warga Dusun Labu Pandan, Sambalia, Lombok Timur, Kamis (23/8).

Munawir yang juga Ketua Yayasan Anak Pantai, sebuah LSM yang bergerak di bidang pendidikan, mengaku mendapat bantuan dari rekan-rekan dan jaringannya yang ia kontak melalui media sosial. Bantuan yang diterima, disalurkan pada para pengungsi lain di daerah tersebut.

Menurutnya, masyarakat setempat saat ini sangat membutuhkan bantuan terpal, selimut, dan popok bayi. Menurutnya, terpal dan selimut sangat dibutuhkan, terutama bagi para pengungsi anak-anak. Terlebih, saat ini sudah cukup banyak anak-anak yang terserang batuk dan flu.

Nur Saad, warga Dusun Senaru, mengatakan terpal menjadi barang langka saat ini. Padahal barang tersebut sangat dibutuhkan untuk dibuat tenda darurat. Kalaupun ada, harganya melambung dari biasanya Rp450.000 menjadi Rp1 juta.