Komisi X DPR prihatin dengan persoalan literasi di Indonesia

Rilis OECD menyebutkan, pada 2019 Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara dalam hal literasi.

Ilustrasi- anak-anak sedang membaca. Foto: Fixabay.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih, mengusulkan sejumlah masukan kepada pemerintah agar dapat meningkatkan budaya literasi masyarakat Indonesia. Pasalnya, berdasarkan data yang diterimanya dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,001% atau satu dari 1.000 orang yang gemar membaca.

Tidak hanya itu. Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), bahwa pada 2019 Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara dalam hal literasi.

Menurut Fikri, hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia termasuk dalam 10 negara dengan tingkat literasi terendah. Dengan demikian, Komisi X DPR bersama dengan sejumlah mitra kerja perlu duduk bersama guna menyelesaikan persoalan literasi. 

"Saya prihatin dengan persoalan literasi di Indonesia saat ini, yang berada pada kondisi darurat. Kondisi tersebut disebabkan karena abainya pemerintah dalam membangun budaya membaca,” ujar Fikri, seperti dilansir dari laman resmi DPR, Senin (2/10)..  

Menurutnya, melalui Panja Peningkatan Literasi dan Tenaga Perpustakaan (PLTP), Komisi X mencatat sejumlah penyebab rendahnya literasi. Seperti rendahnya alokasi anggaran, kondisi perpustakaan sekolah yang tidak memadak, bahkan secara umum tidak semua sekolah memiliki perpustakaan. Termasuk, jumlah tenaga pustakawan yang tidak sebanding dengan jumlah perpustakaan.