Saling tuding soal penembak pendeta di Papua, Komnas HAM dalami fakta

Kasus penembakan pendeta menjadi modal untuk mengevaluasi berbagai kekerasan di Papua.

Prajurit saat TNI melakukan patroli keamanan di Wamena, Papua, Senin (30/9/2019)/Foto Antara/Iwan Adisaputra.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan mengusut kematian pendeta Yeremia Yanambani yang tewas tertembak di Kabupaten Intan Jaya, Papua, Sabtu (19/9).

Komisioner Komnas HAM Bidang Pemantauan dan Penyelidikan M. Choirul Anam mengatakan, serangkaian kekerasan bersenjata yang terjadi di Intan Jaya, Papua sepanjang medio 2020 ini telah menelan korban sipil dan TNI. Pihaknya mencatat ada delapan korban dalam tiga bulan terakhir.

“Komnas HAM memberikan perhatian terhadap kasus penembakan Pendeta Yeremia tersebut dan akan melakukan pendalaman terhadap fakta-fakta yang terjadi. Komnas HAM dan Kantor Perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua telah memulai mengumpulkan berbagai informasi untuk kasus Pendeta Yeremia dan kasus-kasus lain yang telah terjadi sebelumnya,” tutur Choirul dalam keterangan tertulis, Selasa (22/9).

Menurutnya, pengusutan tuntas kasus penembakan pendeta Yeremia ini penting untuk menjawab kesimpangsiuran informasi tentang pelaku penembakan. Hingga saat, sejumlah pihak, saling tuding soal pelaku penembakan pendeta tersebut.

Disisi lain, sambung dia, juga dapat memberikan sudut pandang yang komprehensif dalam memahami situasi kekerasan yang kerap terjadi di Intan Jaya, Papua.