Konservatisme agama milenial lebih tinggi dibandingkan generasi tua

Media sosial memiliki peran yang startegis dalam transimisi nilai-nilai keagamaan terutama bagi generasi muda, milenial dan Generasi Z.

Ilustrasi. Pixabay

PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui Media and Religious Trend in Indonesia (MERIT Indonesia) menemukan, mesikpun religiusitas generasi muda baik milenial maupun Generasi Z, lebih rendah dibandingkan generasi yang lebih tua atau generasi lain seperti Generasi X dan Generasi Silent/Boomer, tetapi tingkat konservatisme generasi muda terutama milenial cenderung lebih tinggi dibandingkan generasi yang lebih tua.

“Tingginya konservatisme ini mempresentasikan juga transimisi konservatisme antargenerasi,” kata Koordinator Survei Nasional Media and Religious Trend in Indonesia (MERIT Indonesia) Afrimadona, dalam Launcing Hasil Penelitian Beragama Ala Anak Muda, Rabu (8/12).

Afri menuturkan, Generasi Milenial dan Generasi Z merupakan generasi yang memiliki aktivitas digital tinggi terkait dengan isu keagamaan. Hal ini membuat mereka rentan terhadap narasi konservatisme di media sosial.

“Media sosial memiliki peran yang startegis dalam transimisi nilai-nilai keagamaan terutama bagi generasi muda, milenial dan Generasi Z,” tambahnya.

Keterpaparan individu terhadap media-media konservatif Islam berasosiasi positif dengan tingginya tingkat konservatisme individu. Sebaliknya, individu yang sering terpapar media-media yang moderat dalam jangka panjang cenderung memiliki tingkat konservatisme yang rendah.