KPAI: Siber bully lebih kejam daripada di dunia nyata

Siber bully di media sosial yang menarget anak pelaku maupun korban menorehkan luka psikis lebih tajam

Ilustrasi/Pixabay

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengkhawatirkan siber bully yang menyasar korban dan pelaku dalam kasus perundungan terhadap Audrey. 

Siber bully di media sosial yang menarget anak pelaku maupun korban menorehkan luka psikis lebih tajam daripada bully di dunia nyata maupun kasus itu sendiri. 

"Di media sosial, terkadang tidak kenal dengan orang yang memaki-maki kita. Dia pun tidak mengenal siapa kita, karena diserang, maka kita tidak bisa melakukan pembelaan diri. Apapun yang kita katakan akan diserang dan dicari celahnya," tutur Retno di kantor KPAI, Jakarta Pusat, Senin (15/4). 

Seperti yang telah diketahui, di Twitter muncul tagar-tagar trending yang membully pelaku penganiayaan sekaligus korbannya, seperti #JusticeForAudrey dan #AudreyJugaBersalah.

Oleh karena itu, Retno mengimbau agar orang tua yang mengetahui anaknya menjadi korban siber bully segera menutup akun media sosial untuk menghindari trauma psikologis yang lebih dalam.