KSPI tolak komersialisasi vaksin Covid-19

Dikhawatirkan akan keluar kebijakan pemerintah yang mewajibkan setiap buruh membayar sendiri biaya vaksin gotong royong.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal seusai konferensi pers di Kantor LBH Jakarta, Sabtu (28/12/2019). Alinea.id/Valerie Dante.

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menolak komersialisasi vaksin Covid-19 yang direncanakan Kimia Farma dan program vaksin gotong royong.

Berkaca dari program rapid tes untuk deteksi dini seseorang terpapar Covid-19 atau tidak, mekanisme harganya cenderung mengikuti hukum pasar. Bahkan, komersialisasi dengan harga yang memberatkan diiringi dengan kewajiban rapid tes sebelum naik pesawat dan kereta api, hingga ketika buruh masuk kerja.

“Tidak menutup kemungkinan program vaksin gotong royong dan vaksin berbayar secara individu juga terjadi hal yang sama. Awalnya dibiayai perusahaan, tetapi ke depan biaya vaksin gotong royong akan dibebankan kepada buruh,” ujar Presiden KSPI Said Iqbal dalam keterangan tertulis, Senin (12/7).

Di sisi lain, kemampuan keuangan setiap perusahaan dan masing-masing individu warga negara berbeda-beda. Jumlah perusahaan menengah ke atas yang diperkirakan mampu membayar program vaksin Covid-19 gotong royong tidak lebih dari 10%. Sehingga, pada gilirannya bakal keluar kebijakan pemerintah yang mewajibkan setiap buruh membayar sendiri biaya vaksin gotong royong. Ini justru akan memperburuk kesejahteraan buruh.

“Jika ini terjadi apakah Kadin dan Apindo akan ikut bertanggungjawab? Jangan membuat kebijakan yang manis di depan tapi pahit di belakang bagi buruh Indonesia,” tutur Iqbal.