Ganjil genap berlaku, udara Jakarta masih terburuk

Gubernur Anies menilai perbaikan kualitas udara tidak serta merta terjadi dalam hitungan menit, jam atau hari.

Gubernur Anies menilai dampak penerapan ganjil genap jelas terlihat dengan penambahan jumlah penumpang Transjakarta.Alinea/Eka

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI resmi menerapkan perluasan sistem ganjil genap di 25 ruas jalan Jakarta pada Senin (9/9). Aturan ganjil genap diharapkan dapat mengurangi kemacetan serta memperbaiki kualitas udara di ibu kota. 

Meski demikian, berdasarkan parameter AirVisual secara real time justru menyebut kondisi kualitas udara di ibu kota masih menempati 10 besar dengan kualitas udara terburuk di dunia. Mengutip AirVisual pada Selasa ,(10/9) pukul 11.20 WIB, Jakarta menempati posisi ke 6 kualitas udara terburuk dari total 89 kota besar di dunia.

Kualitas udara Jakarta berada pada level tidak sehat dengan parameter US Air Quality Index (AQI US) 131 atau berkategori tidak sehat bagi masyarakat sensitif. 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, perbaikan kualitas udara tidak serta merta dapat terjadi hanya dalam hitungan menit, jam, atau hari. Anies menyebut, perbaikan kualitas udara dilakukan secara bertahap.

"Angka emisi itu tidak bisa dilihat hanya dalam satu atau dua hari karena dinamis sekali. Kemarin saja, kami menyaksikan beberapa kota sangat jauh lebih tinggi polusinya dibanding Jakarta," kata Anies di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (10/9).