Kurang kecerdasan kolektif, kendala Indonesia jadi negara maju

Kecerdasan kolektif menjadi salah satu syarat untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju.

Yudi Latif berbicara dalam "Expert Meeeting Keberagaman dalam Keindonesiaan". (Sumber Foto: psikindonesia.org)

Mantan Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudi Latif, menilai Indonesia masih kurang memiliki kecerdasan kolektif. Padahal ini menjadi salah satu syarat untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju.

Yudi memberikan ilustrasi atas kurangnya kecerdasan kolektif ini, pada pelaksanaan Asian Games 2018 yang berlangsung Agustus 2018 lalu. Menurutnya, perolehan medali Indonesia yang didominasi cabang olahraga individual, seperti pencak silat, bulu tangkis, dan panjat tebing, menjadi bukti persoalan tersebut.

“Kita sulit meraih prestasi pada cabang yang mengandalkan kerjasama tim, seperti sepakbola. Ini menunjukkan bangsa kita kurang memiliki kecerdasan kolektif untuk melangkah bersama”, kata Yudi dalam bedah buku karyanya yang berjudul “Wawasan Pancasila”, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Dosen Pancasila dan Kewarganegaraan (ADPK) di Kampus STKIP Kusuma Negara, Cijantung, Jakarta, Jumat (30/11).

Menurutnya, Pancasila yang menjadi ideologi bangsa, dapat menjadi penuntun warga dalam menjalankan kehidupan berbangsa. Pancasila juga dapat menjadi pegangan untuk menumbuhkan kecerdasan kolektif.

Kecerdasan yang dimaksud, kata Yudi, seperti kemampuan untuk menghargai perbedaan dan kesediaan bekerjasama antar warga negara.