Mahasiswa Papua di Jakarta dukung KPK proses hukum Lukas Enembe

Mahasiswa mendukung dan siap mengawal KPK dalam melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap Lukas di pengadilan.

Sekitar 150 pengunjuk rasa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Peduli Pembangunan Tanah Papua menggelar unjuk rasa di Gedung KPK Jakarta, Rabu(12/10/2022). Foto istimewa

Sekitar 150 pengunjuk rasa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Peduli Pembangunan Tanah Papua menggelar unjuk rasa di dua titik di Jakarta, Rabu 12 Oktober 2022. Mereka mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi segera menangkap, memeriksa, dan memproses hukum Gubernur Papua Lukas Enembe dalam kasus dugaan, korupsi, suap, dan gratifikasi.
 
Unjuk rasa dimulai pada pukul 10.00 WIB di area Patung Kuda, Jakarta Pusat, dan dilanjutkan di Gedung Merah Putih KPK di Jalan HR Rasuna Said pada pukul 12.00 WIB. Sedianya dari Patung Kuda massa akan bergerak ke kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat. Namun kepolisian hanya mengizinkan sepuluh perwakilan demonstran untuk menyampaikan aspirasi, yang kemudian diterima oleh Deputi Bidang Koordinasi Dalam Negeri Mayjen TNI Djaka Budhi Utama. Kepada pengunjuk rasa, Djaka berjanji menyampaikan aspirasi tersebut kepada Menko Polhukam Mahfud MD, untuk tindak lanjut.

Koordinator lapangan aksi Charles Kossay mengatakan, selain mendukung KPK, mahasiswa Orang Asli Papua yang ada di wilayah sekitar Jakarta juga mendukung kepolisian RI, menangkap dan menindak tegas kelompok atau individu yang dengan sengaja menghalang-halangi proses penegakan hukum terhadap Lukas.

“Sesuai Pasal 21 UU Nomor 31 Tahun 1999, sebagaimana telah diubah dengan UU No.20/2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi,” ujar dia di lokasi aksi.

Charles juga mengatakan, pihaknya juga mendukung dan siap mengawal KPK dalam melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap Lukas di pengadilan. Selain itu ia juga mendesak semua pihak di Papua untuk menahan diri agar proses hukum Lukas, berjalan sesuai koridor hukum di NKRI.

“Kami ingin selalu ada kedamaian di Tanah Papua dan tidak ingin terjadi konflik horizontal di Tanah Papua, karena Lukas” ujarnya.