Kepala PVMBG: Masih ada potensi terjadinya awan panas guguran di Semeru

Namun diperkirakan intensitas dan jarak luncur relatif kecil apabila dibandingkan dengan awan panas guguran (APG) Sabtu (4/12).

Awan Panas Guguran Gunung Semeru. Foto Instagram @khofifah.ip

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali melaporkan kondisi terkini Gunung Semeru pascaerupsi 4 Desember 2021.

Hingga Minggu (12/12) pukul 12.00 WIB, teramati aktivitas hembusan asap putih tebal dari Kawah Jonggring Seloko, dengan tinggi 500-1.000 meter di atas puncak. Selain itu, pada malam hari teramati api diam dan sinar api di kawah serta ujung lidah lava yang berjarak sekitar 1400 m dari kawah, yang berasosiasi dengan material lava yang bersuhu tinggi.

"Teramati juga guguran lava mencapai jarak luncur 200 meter dari ujung lidah lava. Sementara, pemantauan kegempaan menunjukkan dominasi gempa-gempa permukaan, yakni 14 kali kejadian gempa letusan, 3 kali kejadian gempa guguran dan 11 kali kejadian gempa hembusan. Terekam juga getaran tremor menerus dengan amplitudo maksimum 4-9 mm yang berkaitan dengan aktivitas hembusan," tutur Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani, pada Konferensi Pers secara virtual, Minggu (12/12).

Andiani pun menjelaskan, masih ada potensi terjadinya Awan Panas Guguran (APG), seiring dengan kejadian guguran yang masih teramati, namun diperkirakan intensitas dan jarak luncur relatif kecil apabila dibandingkan dengan APG Sabtu (4/12).

Potensi bahaya lain yang masih mengancam saat ini adalah aliran lahar akibat datangnya musim penghujan yang diperkirakan akan berlangsung hingga tiga bulan ke depan.