Masyarakat adat dan wajah timpang vaksinasi Covid-19

Masyarakat adat tidak termasuk ke dalam prioritas program vaksinasi Covid-19. Padahal, mereka pun berpotensi terinfeksi.

Ilustrasi vaksin Covid-19. Alinea.id/Bagus Priyo

Hingga kini, Odih—salah seorang anggota masyarakat adat Kasepuhan Ciptamulya, Sukabumi, Jawa Barat—percaya, virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 belum pernah menjangkiti warga di sana. Ia merasa, sejak pandemi mengancam Indonesia pada Maret 2020, warga di sana baik-baik saja.

“Ada aturan pakai masker dan jaga jarak, tapi di sini orang enggak pakai masker. Misal ada nikahan, biasanya dangdutan. Orang berkerumun, biasa aja. Belum ada kasus positif,” ujar pemuda 25 tahun itu saat dihubungi reporter Alinea.id, Rabu (17/2).

Seturut Odih, Tomo—anggota masyarakat adat di Dusun Sungai Utik, Kalimantan Barat—dan Yumi—anggota masyarakat adat Kampong Menteng Tualang Pusu, Sumatera Utara—juga mengatakan, tak ada satu pun warga adat mereka yang terinfeksi Covid-19.

Cara bertahan

Kepala Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Herry Jogaswara mengatakan, persoalan masyarakat adat dalam pandemi harus dilihat dalam dua aspek. Pertama, benar ada kerentanan dalam masyarakat adat karena mereka tidak terakses sistem kesehatan, bahkan ada yang menolak sistem kesehatan modern.